[fusion_builder_container hundred_percent=”no” equal_height_columns=”no” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” parallax_speed=”0.3″ video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” border_style=”solid” type=”flex” flex_justify_content=”center” flex_align_items=”center”][fusion_builder_row][fusion_global id=”13479″][fusion_builder_column type=”1_1″ type=”1_1″ layout=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” center_content=”no” last=”true” min_height=”” hover_type=”none” link=”” border_sizes_top=”” border_sizes_bottom=”” border_sizes_left=”” border_sizes_right=”” first=”true”][fusion_separator style_type=”default” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” sep_color=”#ffc107″ top_margin=”” bottom_margin=”” border_size=”” icon=”” icon_size=”” icon_circle=”” icon_circle_color=”” width=”” alignment=”center” /][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=””]

Berbicara tentang exchange di masa-masa pendaftaran exchange seperti saat ini rasanya lebih afdal dengan orang yang ahli dalam bidang ini. Maka dari itu, kami berkesempatan mewawancarai Kak Sylvie Dominic Teh, S.Ked—LEO CIMSA UI 2017-2018 dan NEO CIMSA 2018-2019—untuk mengetahui pengalamannya berkiprah di CIMSA dan mengurus professional exchange. Penasaran, ‘kan?

Halo, Kak Sylvie! Sekarang kesibukannya apa nih saat PJJ?

Halo! Gue sekarang lagi belajar modul COVID-19 yang disusun MEU (Medical Education Unit FKUI—red) sembari menunggu jadwal koas di stase minor kembali normal.

Wah, baik Kak. Aku mau tanya, dulu motivasi join CIMSA apa?

Dulu waktu pendaftaran badan-badan, gue mendaftar dua badan dengan tujuan, yaitu (1) badan yang mengembangkan diri dan (2) badan yang memfasilitasi gue untuk mengembalikan ilmu yang gue punya ke masyarakat. Tujuan kedua, menurut gue, dapat ditemukan di CIMSA. Branding CIMSA sangat menekankan give back to masyarakat, tercermin pada slogannya yang berbunyi “Empowering Medical Students, Improving Nation’s Health!

Keren, Kak! Lalu, kenapa SCOPE?

Performa gue saat newcomers itu jelek banget, jujur. Saat itu, gue juga sedang menjalani masa kaderisasi di badan lain dan kaderisasi tersebut cukup menguras waktu dan tenaga gue. Hal tersebut membuat performa gue di CIMSA tidak maksimal. Akhirnya, gue ketendang, gue terlempar ke SCOPE. Dulu, di tahun gue jadi newcomers (2016—red), SCORE dan SCOPE merupakan SCO dengan peminat yang relatif sedikit. Bahkan, seingat gue, tidak ada newcomer yang memprioritaskan SCOPE.

Performa buruk itu berlanjut hingga gue jadi member SCOPE. Karena gue dimasukkan ke SCO yang bukan prioritas gue dan gue juga tidak melihat bagaimana SCOPE bisa mendukung tujuan gue masuk CIMSA yaitu berkontribusi kepada masyarakat, gue termasuk member apatis. Gue terbilang jarang, atau mungkin tidak pernah, ikut farewell party atau kegiatan-kegiatan bersama incoming.

Apa hal yang menjadi titik balik Kakak dari member yang tidak niat SCOPE sampai mau jadi LEO, Kak?

Waktu itu, salah satu teman gue mengajak gue untuk ikut national meeting CIMSA, sepertinya May Meeting 2017. Di meeting tersebut, gue berkesempatan bergabung dalam Parallel Session SCOPE dan mengikuti kegiatan-kegiatan di dalamnya. Pada saat itu, gue menyadari bahwa SCOPE CIMSA Nasional itu keren dan bermanfaat—berbeda dengan pandangan yang selalu gue miliki: hanya mengurus hal sepele misalnya seperti incoming yang penuh dengan komplain tentang penginapan tidak sesuai keinginan mereka atau hal kecil lainnya selama masa exchange­-nya di Indonesia. Pada saat national meeting tersebut, tercerahkan dengan bantuan SCOPE CIMSA Nasional yang keren banget, gue akhirnya mulai belajar menyukai SCOPE. Gue pun sadar, yang membuat SCOPE terkesan sepele di mata gue adalah karena gue gagal melihat bagaimana peran SCOPE CIMSA UI dapat berkontribusi kepada tujuan besar yang digembar-gemborkan SCOPE CIMSA Nasional. Hal tersebut mendorong gue membulatkan tekad untuk maju menjadi LEO CIMSA UI 2017-2018.

Saat jadi LEO, berarti sudah merencanakan ingin maju ke CIMSA Indonesia, ya Kak? Adakah hal yang spesial soal kandidaturannya?

Iya, betul banget. Sejak May Meeting tersebut, gue merasa bahwa SCOPE CIMSA Nasional sangat keren dan gue pengen berkontribusi di situ (menjadi NEO—red). Salah satu hal yang menarik selama kandidaturan NEO adalah gue merasa gue kurang di-support. Saat itu, gue maju di May Meeting 2018, delegasi UI di May Meeting tersebut bahkan hanya tiga orang, sudah termasuk diri gue. Dua delegasi lainnya juga bukan anggota SCOPE. Itu sempat bikin gue down parah, namun akhirnya dengan beberapa plot twist di MM tersebut yang berakhir dengan terpilihnya gue juga, overall pengalaman tersebut cukup mengesankan.

Apa saja pengalaman yang berkesan selama menjadi NEO, Kak?

NEO adalah masa-masa hidup gue yang sangat YOLO (you only live once—red) karena gue benar-benar terjang aja dulu, nanti apa yang muncul di hadapan gue, barulah gue pikirkan cara menghadapinya. Selama menjadi NEO, gue merasa bahwa gue adalah pribadi yang cukup workaholic. Hal tersebut memiliki artian semakin sibuk gue, semakin banyak kerjaan yang terselesaikan dengan waktu yang optimal. Gue pernah hari Jumat selesai kuliah langsung berangkat keluar kota untuk visit lokal di hari Sabtu, lalu Minggu visit kota lain lagi, dan hari Senin gue ujian. Namun, semuanya jalan dan cukup berhasil. Gue merasa bahwa proker gue jalan, belajar gue jalan, dan kerjaan gue juga beres. Menurut gue, di awal-awal gue jadi NEO, gue merasa akademis gue malah lebih bagus sih dibandingkan sebelum gue menjabat. Gue juga banyak visit ke lokal-lokal di kota lain, kapan lagi gue kepikiran ke Jember kalau bukan karena jadi NEO?

Apa saja tantangan terbesar yang dihadapi selama NEO, Kak?

Tantangan internal pasti ada, konflik internal dan friction antara anggota tidak mungkin tidak ada, namun itu tantangan yang pasti ada di lingkungan kerja manapun dan sudah gue perhitungkan. Tantangan terbesar bagi gue adalah koas—karena gue tidak memperhitungkan bahwa koas akan berdampak sebesar itu. Koas butuh tenaga fisik dan kehadiran fisik, jadi waktu luang gue berkurang, tenaga gue berkurang, gue merasa fisik gue capek dan di akhir hari sudah tidak punya tenaga lagi menjalankan tugas-tugas NEO.

Menurut Kakak, bagaimana rasanya jadi officials saat mahasiswa tingkat III?

Di awal, akademis gue jalan banget, kok. Skripsi gue juga lancar. Kalau mau menilai dampak menjadi offi terhadap akademis, jujur gue merasa bukan NEO yang menjadi hambatan koas, tetapi koas yang menjadi hambatan NEO. NEO tidak mengganggu koas gue sama sekali, koas gue tetap lancar, belajar tetap aman. Namun, performa sebagai offinas (Officials CIMSA Nasional—red) terasa banget menurun. Mungkin hal tersebut hanya berlaku di gue, ya, karena gaya belajar gue adalah learning by doing sehingga dengan hadir sebagai koas saja ilmu sudah otomatis masuk ke otak gue, tidak perlu banyak effort lebih di luar jam kerja, maka akademis gue tidak terganggu. Di sisi lain, bekerja sebagai offinas membutuhkan waktu di luar jam kerja, yang sangat terbatas di era koas, maka terasa sangat menurun. Untuk mengakali penurunan performa tersebut, buat member yang ingin jadi offinas namun takut terkendala koas, gue sarankan jadwalkan proker-proker berat di awal agar di akhir sudah cukup santai dan tidak memberatkan.

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia professional exchange, Kakak sudah pernah exchange belum?

Yah… semestinya gue berangkat exchange Juni ini ke Jerman. Namun, yah… dengan keadaan pandemi ini (terkekeh dengan pasrah). Mungkin gue akan menjadi satu-satunya NEO yang tidak mendapat kesempatan merasakan exchange.

Yah, sayang sekali Kak.. Kalau menurut Kakak sendiri, apa saja keuntungan mengikuti professional exchange?

Menurut gue, benefit utama dari exchange ada tiga, yaitu (1) sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin lanjut spesialis atau studi apapun ke luar negeri, apalagi jika spesifik di universitas di negara tersebut, tentunya mempermudah akses ke sana; (2) memperbagus CV, contohnya adalah kamu lulusan FKUI dan daftar Sp1 BTKV (bedah toraks dan kardiovaskuler—red) lalu pernah exchange di departemen BTKV luar negeri, pasti punya nilai plus tersendiri kan dibanding pendaftar lain yang tidak pernah exchange; (3) pengalaman exchange adalah pengalaman studi banding yang sangat bagus – kamu bisa exchange ke universitas-universitas yang rankingnya jauh di atas UI. Overall, exchange adalah one in a lifetime experience yang sangat bagus, sih.

Wah, okay, Kak! Mau tanya lagi, saat seleksi kita harus bagus di bagian apa, sih?

Tujuan sebuah seleksi adalah untuk menilai semua aspek, ya, hehe. Jadi, you have to do well in every aspect. Kalau terkait CIMSA dan non-CIMSA, menurut gue hal tersebut tidak terlalu berpengaruh secara langsung karena visi-misi SCOPE adalah memfasilitasi exchange bagi seluruh mahasiswa kedokteran.

Siap, Kak! Apakah Kakak punya tips tersendiri dalam memilih negara tujuan?

Sebenarnya, pilihan negara sangatlah tergantung orangnya. Di satu sisi, ada orang-orang yang exchange demi pengalaman exchange itu sendiri—ke negara apapun dapat memberikan pengalaman exchange itu. Misalkan exchange ke negara yang masih berkembang atau bahkan less developed dari Indonesia pun, kamu pasti bisa belajar cara menangani pasien dalam kondisi yang lebih buruk di sana. Pasti akan ada hal yang dapat kamu pelajari di negara apapun yang kamu pilih. Di sisi lainnya, ada juga orang yang memiliki tujuan negara spesifik dan departemen spesifik. Mereka biasanya memang memiliki rencana masa depan yang mereka harapkan dapat lebih mudah tercapai dengan exchange ke negara dan departemen spesifik tersebut. Kedua jenis orang tersebut memahami tujuan exchange, yaitu untuk belajar hal baru, jadi tidak terlalu menjadi masalah. Hal yang sangat gue tidak sukai adalah orang-orang yang memilih negara karena jalan-jalan. Ada orang yang menolak berangkat exchange ketika mendapat kota kecil karena sulit untuk bertamasya kemana-mana, hanya mau di ibukota. Gue tidak suka oang-orang yang ingin exchange bukan karena ilmu maupun pengalaman exchange itu sendiri. Jalan-jalan karena exchange memang extra bonus, tetapi jangan jadikan itu tujuan utama kamu.

Bagi-bagi tips and trick soal exchange, dong, Kak!

Menurut gue, dua aspek yang paling penting adalah motivation letter dan interview. Kalau kamu punya visi, alasan, dan tujuan yang jelas untuk exchange, everything will turn out okay. Jika kamu punya visi, misi, dan plan of action yang jelas, jawaban-jawaban interview kamu akan mencerminkan hal itu. Hal tersebut dapat dilihat dan dinilai langsung juga oleh pewawancara.

Kak, adakah pandangan mengenai bagaimana SCORE dan SCOPE suka dibedakan dengan “SCO lapangan” di CIMSA?

SCOPE dan SCORE bertugas memfasilitasi exchange, memastikan outgoing siap, dan mengurus incoming di sini. Peran kita sebagai member SCOPE dan SCORE lokal adalah memastikan mereka dapat menjalankan exchange dengan baik sehingga bermanfaat bagi pendidikan dokter mereka. Menurut gue, itu bukan suatu peran yang main-main sih. Biaya finansial dan waktu yang harus disediakan untuk exchange bukan merupakan hal yang murah lho, konsekuensi yang cukup besar. Menurut gue, karena sudah mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak main-main tersebut, harus ada orang-orang yang membantu mereka agar pengalaman yang sudah mereka investasikan tersebut berfaedah untuk proses mereka menjadi calon dokter yang lebih baik lagi, baik incoming maupun outgoing. Peran kita tidak kalah penting dengan SCO lapangan. Namun, ranah kita memang diarahkan terkait calon dokter di bidang exchange ini. Kalau menurut kalian bisa diperluas dan dampaknya dapat diperbesar lagi, yuk join SCOPE dan SCORE untuk mengembangkannya! 🙂

Keren sekali, Kak! Apakah ada pesan terakhir bagi member CIMSA UI?

Jika tujuan kamu masuk CIMSA adalah untuk membuat perubahan dan kontribusi untuk masyarakat, menjadi member di local saja tentu tidak akan cukup. Pikirkanlah untuk memperluas jangkauanmu lebih lagi 🙂

[/fusion_text][fusion_separator style_type=”default” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” sep_color=”” top_margin=”” bottom_margin=”” border_size=”” icon=”” icon_size=”” icon_circle=”” icon_circle_color=”” width=”” alignment=”center” /][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]