dr. Denisa Widyaputri merupakan anggota CIMSA UI pada tahun 2013. Beliau pernah menjabat di beberapa posisi petinggi CIMSA baik lokal maupun Nasional. Kak Denisa pernah menjabat sebagai PC (2013-2014), PDD (2014-2015), dan RNDD (2015-2016). Ingin tahu bagaimana perjalanan dr. Denisa hingga menjabat ke nasional? Mari simak di bawah ini!

Halo Kak Denisa, apa kabar selama pandemi ini? Apakah memberikan pengaruh yang besar kepada kehidupan kakak?

Alhamdulillah baik, karena pekerjaanku yang notabene-nya didominasi oleh hal-hal yang dapat dikerjakan menggunakan laptop dan secara remote, jadi aku bisa menerapkan Work From Home. Namun, terkadang aku masih harus keluar rumah karena beberapa pekerjaan lapangan yang tidak bisa ditinggalkan.

Wah baik Kak, semoga selalu sehat. Mungkin, kita mundur ke periode ketika Kakak masih menjadi mahasiswa FKUI, di mana salah satunya pernah menjadi anggota CIMSA UI. Apa yang membuat Kakak tertarik untuk mendaftarkan diri menjadi calon anggota CIMSA UI?

Aku memilih untuk mengikuti suatu organisasi apabila aku merasa cocok dengan value dan cita-citaku. Ketika aku menjalani kaderisasi CIMSA UI, aku menganalisis dari visi misi hingga aktivitas yang dilaksanakan mengenai kebermanfaatannya untuk masyarakat dan karir aku ke depannya. Menurut aku, CIMSA UI merupakan pilihan organisasi yang sangat menjanjikan karena networking yang sangat luas bukan hanya sebatas internal UI, melainkan dapat memperluas jejaring ke FK dari universitas-universitas lain, hingga alumni. Hasilnya pun menunjukkan bahwa networking ini bermanfaat banget untuk ke depannya mulai dari fase klinik hingga saat terjun ke dunia kerja seperti aku sekarang. Kemudian, aku juga tertarik dengan isu-isu sosial dan public health yang bisa CIMSA UI berikan. Belajar mengenai ekosistem sosial ini merupakan sesuatu yang belum tentu bisa didapatkan di organisasi lain. Selain itu, CIMSA UI juga memiliki sisi fun yang menjadi penghibur aku ketika stres belajar.

Seperti yang kita ketahui Kakak pernah menjadi Project Coordinator (PC) CIMSA UI sebelumnya, sebenarnya apa yang mendorong Kakak untuk berkontribusi di CIMSA UI saat itu?

Tentunya ada berbagai faktor yang menyebabkan aku memutuskan untuk memberanikan diri maju menjadi kandidat PC CIMSA UI pada saat itu. Hal itu diawali saat aku sering melihat dokumentasi proyek-proyek CIMSA UI di mading lorong lapangan multifungsi dan membuat aku berpikir bagaimana caranya untuk dapat membuat proyek yang bagus, berdampak, dan menarik seperti ini. Terlebih, setelah mendapatkan berbagai paparan dari para senior CIMSA saat itu, aku menjadi sangat tertarik dengan proyek CIMSA UI yang terjun langsung ke masyarakat. Melalui proyek-proyek berbasiskan masyarakat ini, sebagai mahasiswa kedokteran pun kita bisa mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi langsung tanpa harus menjadi dokter terlebih dahulu. Selain itu, pekerjaan PC juga sangat komprehensif yang membuat diriku yakin akan dapat belajar lebih banyak dari seluruh SCO dan dengan bimbingan para senior PC yang sangat kooperatif. Hal-hal inilah yang akhirnya memperkuat keputusanku untuk mendaftarkan diri menjadi PC CIMSA UI.

Wah berarti motivasi kakak sudah kuat ya sebelumnya. Setelah Kakak menjabat menjadi PC, Kakak menjabat sebagai PDD (Project Development Director) CIMSA Nasional. Apakah terdapat turning point yang membuat diri Kakak yakin untuk daftar menjadi PDD?

Saat menjabat menjadi PC, aku banyak berkoordinasi dengan PDD. Selama berinteraksi dan mempelajari mengenai perkembangan project di CIMSA, aku merasa masih banyak ruang potensi yang bisa dikembangkan agar project CIMSA menjadi lebih baik lagi ke depannya. Demi mewujudkan keinginanku untuk mengoptimalkan potensi dari proyek-proyek CIMSA dan membuat struktur sistem proyek CIMSA yang lebih terukur dan sistematis, maka aku memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi PDD CIMSA Nasional 2014/2015. Meskipun sejujurnya pada waktu itu pun aku tidak yakin akan terpilih, terlebih karena kandidat lainnya juga sangat kuat. Tapi menurutku, selama kita memiliki tujuan, tekad, dan niat baik, insya Allah akan ada jalan yang akan mengantarkan ke hasil yang lebih baik juga.

Selain itu, menurutku CIMSA merupakan organisasi yang sangat fleksibel dan dinamis. Ketika kita ingin melakukan perubahan ataupun inovasi, CIMSA sangat terbuka akan hal itu. CIMSA adalah wadah yang sangat tepat bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan soft skills, hard skills, dan berkontribusi secara langsung kepada masyarakat. Di CIMSA, kamu juga bisa belajar banyak hal dan isu yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Tidak hanya ilmu, tapi juga keterampilan organisasi dan koordinasi lintas universitas, lintas pulau, dan lintas sektor.

Wah oke kak, jadi banyak ya motivasi Kakak hingga bisa membuat Kakak yakin untuk mendaftar. Setelah menjadi PDD, Kakak juga pernah menjabat sebagai RnDD CIMSA Nasional. Apa yang membuat Kakak untuk mendaftarkan diri di CIMSA Nasional untuk kedua kalinya?

Selama menjadi Official Nasional di periode sebelumnya, aku mendapatkan manfaat yang sangat besar, baik setiap mengikuti National Meeting, day-to-day sebagai Official Nasional, dan saat berkoordinasi dengan tim. Aku mendapatkan banyak soft skill dan hard skill selama bergabung di CIMSA seperti, kemampuan interpersonal dan public speaking yang sangat dibutuhkan untuk dunia kerja nantinya.

Aku juga melihat bahwa CIMSA Nasional sangat membuka peluang bagi para Official untuk dapat mengikuti kegiatan dari Kementerian, UN bodies, dan NGO yang belum tentu bisa dilibatkan apabila kita hanya menjadi member lokal. Hal ini membuat aku sadar bahwa aku belum tentu bisa mendapatkan kesempatan yang sebanyak ini jika aku tidak mendaftarkan diri menjadi bagian CIMSA Nasional. Selain itu, dengan menjadi bagian dari Official Nasional, aku juga banyak mendapatkan jejaring dengan para alumni CIMSA yang sangat menginspirasi.

Sementara itu, terkait dengan pemilihan jabatannya sendiri, mengapa RnDD? Karena setelah aku menjabat jadi PDD, aku merasa berkesempatan untuk melakukan banyak perubahan dan perkembangan di bidang proyek. Lantas, aku berpikir untuk mengembangkan CIMSA di berbagai bidang yang lebih luas melalui menjadi RnDD. Kebetulan waktu itu juga banyak sekali teknis project yang berkaitan langsung dengan RnDD, sehingga dengan menjadi RnDD, aku pun dapat mengoptimalkan inisiasi-inisiasi dan inovasi yang telah aku lakukan selama jadi PDD. Pada saat itu, terutama terkait dengan CQCP dan asesmen hasil proyek. Aku juga ingin memastikan bahwa proyek-proyek yang sudah aku kembangkan dapat menghasilkan data kuantitatif yang valid. Akhirnya, aku memutuskan untuk mendaftarkan diri kembali di CIMSA Nasional untuk periode kedua.

Selama menjabat sebagai Official Nasional, pastinya banyak hal yang dipegang oleh Kakak. Bagaimana Kakak berhasil membagi waktu untuk akademis dan non-akademis?

Selama menjabat sebagai Offinas, aku juga memegang beberapa peran penting di kepanitiaan tingkat FKUI sehingga cukup menyulitkan dalam pengaturan jadwal dan beban kerja. Hal ini membuat aku pun sering multitasking, mulai dari mengerjakan berbagai dokumen CIMSA sambil mendengarkan kuliah sampai menyetir sambil belajar. Apalagi setelah mulai stase klinik, aku berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu kosong untuk belajar. Membagi waktu memang tidak mudah, tapi perlu diingat juga bahwa kamu harus memperhatikan kesehatan kamu meskipun di tengah-tengah berbagai kesibukan. Tapi percayalah, jika sungguh-sungguh menjalankannya dengan sepenuh hati, maka hal itu tidak akan memberatkan diri kamu. Jangan lupa juga bahwa ketika kita menjadi bagian dari Official di CIMSA Nasional, kita memiliki tim yang akan bersedia membantu kapanpun ketika kita mengalami kesulitan. Jadi untuk memiliki keseimbangan pencapaian di bidang akademik maupun non-akademik adalah sesuatu yang sangat mungkin jika kamu mau berusaha. Everything is possible.

Selama menjabat 2 tahun menjadi Officials, tentu banyak hal yang dilewati. Kira-kira apa saja pengalaman yang berkesan hingga Kak Denisa ingat hingga hari ini?

Pertama, aku merasa berhasil melampaui kapabilitas diriku selama di CIMSA. Misalnya, sebelumnya aku merupakan orang yang pemalu sehingga tidak berani berbicara di hadapan banyak orang. Namun, selama aku menjabat sebagai PDD dan RnDD, aku didorong untuk bisa public speaking, memberikan training, dan bekerja sama dengan orang lain sehingga aku bisa overcome ketakutan dalam diriku. Kedua, dengan menjadi seorang Director, aku juga dituntut untuk berani mengemban tanggung jawab yang besar dan mengambil keputusan-keputusan sulit. Ini pun menjadi bekal yang sangat berharga yang bermanfaat saat aku berada di dunia kerja saat ini. Ketiga, dengan menjadi bagian dari CIMSA Nasional, aku menjadi punya keluarga yang masih tetap berinteraksi hingga saat ini serta pengalaman yang seru selama National Meeting dan TOM akan menjadi bahan lelucon jika diingat-ingat lagi.

Selain kesan yang baik, pasti terdapat banyak tantangan yang dihadapi Kakak. Bagaimana Kak Denisa dapat menghadapi tantangan tersebut dan masih ingin terus aktif di CIMSA UI?

Ketika aku merasa lelah atau kurang bersemangat, aku ingat kembali bahwa CIMSA dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang. Tidak hanya untuk diriku, tetapi juga untuk masyarakat luas. Hal ini selalu menjadi cambuk agar aku tak patah semangat dalam menghaadapi berbagai problema yang terdapat di CIMSA. Selain itu, tim officials sangat bisa membantu diri aku baik di sisi akademis maupun non-akademis. Hal-hal seperti ini yang terus membuat aku bertahan dan masih aktif mengikuti beberapa acara CIMSA hingga saat ini.

Keren sekali Kak! Masih berkeinginan untuk aktif di CIMSA hingga saat ini. Sebagai alumni CIMSA, apakah terdapat impact yang diberikan kepada kehidupan kakak sekarang setelah menjabat sebagai offi lokal bahkan offinas di CIMSA?

CIMSA sangat berdampak dalam kehidupanku, baik di dunia pendidikan, pekerjaan, maupun personal. Aku bisa mendapatkan berbagai pekerjaan, pendidikan, bahkan beasiswa karena pengalamanku di CIMSA yang berhubungan dengan proyek dan riset. Tak hanya itu, secara networking, alumni dan teman-teman CIMSA juga sangat membantu ketika aku membutuhkan saran atau pendapat. Bahkan, aku bersama dengan teman-teman CIMSA masih sering mengadakan proyek-proyek berbasis masyarakat bersama. Manfaat yang diperoleh di CIMSA bukanlah jangka pendek, tapi benar-benar akan memberikan dampak positif untuk jangka panjang. Hingga saat ini pun aku dan teman-teman di CIMSA masih aktif saling sharing dan saling mendukung.

Terakhir Kak, apakah terdapat pesan/harapan untuk members CIMSA UI?

Menurutku, ketika kamu bergabung dalam suatu organisasi, cobalah untuk memberikan legacy terbaik dengan karya, kinerja, atau inovasimu. Berikan versi terbaik dari diri kamu dalam setiap organisasi yang kamu tekuni. Karena kelak, karya, kerja keras, dan totalitas kamu akan membawa kamu menuju kesempatan dan tempat yang lebih baik.

Untuk teman-teman CIMSA UI, aku harap agar bisa lebih aktif lagi di kegiatan dan proyek nasional. Jangan sampai kamu menyia-nyiakan kesempatan kamu untuk memperluas pengalaman dan jejaring (networking) yang belum tentu kamu dapatkan jika hanya terpaku di lokal UI saja. Belajarlah dari universitas lain, dari teman-teman lokal di ujung Sumatera hingga paling timur Jawa.

Terima kasih Kak atas kesediaannya untuk berbagi sedikit mengenai pengalaman Kakak, semoga bisa memotivasi kita semua untuk menjadi lebih baik lagi!