[fusion_builder_container hundred_percent=”no” equal_height_columns=”no” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” parallax_speed=”0.3″ video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” border_style=”solid” type=”flex”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ type=”1_1″ layout=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding_top=”” padding_right=”40″ padding_bottom=”” padding_left=”40″ margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” center_content=”no” last=”true” min_height=”” hover_type=”none” link=”” border_sizes_top=”” border_sizes_bottom=”” border_sizes_left=”” border_sizes_right=”” first=”true”][fusion_text]

Halo teman-teman CIMSA UI! Kali ini aku mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu senior kita, yaitu Kak Nathalia Isabella M. yang akan berbagi kisahnya menjadi bagian National Committee di CIMSA, yuk disimak!

Selamat pagi kak Nath! Bagaimana kabar kakak selama koas di masa pandemi ini?

Pagi. Kabar aku selama ini baik walaupun koas di masa pandemi memerlukan banyak adaptasi. Saat ini aku tetap ke rumah sakit dengan sistem akademis yang baru karena harus mengikuti protokol kesehatan yang ada, sedangkan diskusi lebih banyak dilakukan via daring.

Sebelumnya, aku izin bertanya terlebih dahulu, apa yang memotivasi kakak untuk bergabung di CIMSA dan memilih menjadi anggota SCORA?

Aku masuk ke CIMSA dari tahun pertama mahasiswa baru udah diperbolehkan untuk mendaftarkan diri ke badan-badan yang ada di FKUI. Motivasi awal aku untuk bergabung dengan CIMSA yaitu aku mau menjadi dokter obgyn. Saat itu, aku berpikir untuk mencari “apa organisasi yang fokus pada kesehatan seksual dan reproduksi selama preklinik dan klinik?”. Tentu saja, SCORA CIMSA jawabannya! Selain itu, aku memang udah tertarik akan isu HIV/AIDS serta kesehatan seksual dan reproduksi yang ternyata selaras dengan ranah kerja SCORA CIMSA.

Motivasi awal aku ini memang cenderung menggambarkan bahwa aku lebih tertarik untuk bergabung ke SCORA. Namun, terlepas dari ranah kerja SCORA, aku memang ingin memiliki badan eksternal karena rasanya menyenangkan jika bisa membangun koneksi dengan dunia di luar kampus kita.

CIMSA mampu memberikan keduanya; badan eksternal dan ranah kerja yang sesuai keinginanku.

Setelah satu tahun menjadi member CIMSA UI, apa yang mendorong Kakak untuk lanjut berkontribusi menjadi LORA?

Aku tertarik menjadi LORA karena aku merasa bahwa aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan oleh SCORA tuh asik dan membangun serta sesuai dengan ketertarikan aku mengenai isu-isu yang diangkat oleh SCORA. Selama menjadi member, aku sangat senang berkecimpung di dunia SCORA. Intinya, ekspektasiku terpenuhi lah saat menjadi member! Selain itu, aku juga dekat dengan seluruh members SCORA yang aktif termasuk LORA pada periode itu.

Ketika mulai proses regenerasi, anggota SCORA CIMSA UI sempat melakukan diskusi untuk menentukan LORA selanjutnya. Saat itu, aku berpikir “kenapa aku ga maju menjadi LORA yah?”. Berdasarkan pertimbangan yang cukup matang, aku akhirnya berani maju menjadi LORA. Salah satu alasannya adalah ilmu-ilmu yang telah aku dapatkan selama menjadi member bisa langsung diimplementasikan untuk mengembangkan SCORA secara umum. Selain itu, teman-teman SCORA yang suportif dan dapat diandalkan juga membuat diri aku semakin yakin bahwa mereka juga memiliki visi yang sama untuk mengembangkan SCORA CIMSA UI walaupun tidak menjadi LORA. Keinginan pribadi dan dukungan dari pihak eksternal sangat membantu proses regenerasi ini. Aku sama sekali tidak menyesal menjadi LORA!

Wah keren kak sepertinya Kakak memang sudah sangat tertarik dengan SCORA yah! Setelah menjadi LORA, kakak juga memutuskan untuk maju menjadi SCORA national team. Apakah terdapat titik balik yang membuat diri kakak tertarik maju sebagai VNI SCORA?

Ketika mendekati regenerasi kepengurusan nasional dan NC team, pendekatan dilakukan ke LORA untuk mencari tahu member lokal yang tertarik untuk maju. Selain itu, informasi mengenai jabatan serta jobdescnya mulai diunggah di media sosial SCORA CIMSA. Di sini aku mendapatkan banyak informasi mengenai kepengurusan di nasional dan NC team.

Saat itu, aku memang tertarik untuk berkontribusi lebih banyak lagi di SCORA. Rasanya, masih banyak ide yang bisa dibawa ke SCORA nasional. Jadi, aku mencari tahu lebih lanjut mengenai jabatan di nasional dengan offi yang saat itu sedang menjabat.

Lalu kenapa VNI? Selama aku menjadi LORA, kepengurusan SCORA CIMSA UI memiliki peer education continuum (PEC) yang baik dan sesuai dengan harapan. Selain itu, aku juga merupakan seorang PETRA sehingga lebih memahami tentang PEC. Peranku sebagai LORA setahun kebelakang juga membuatku paham terkait project, campaign, dan lain-lain yang cenderung menjadi tanggung jawab “internal”. Selama di lokal, urusan “eksternal” memang lebih bersifat koordinasi saja dengan VNE. Ketertarikan aku dalam mengatur PEC dan pengalamanku selama menjadi LORA di bidang internal ini lah yang menjadi komponen kuat bagiku untuk mendaftarkan diri menjadi Vice National Officer for Internal Affairs SCORA CIMSA.

Selama menjabat sebagai Vice National Officer for Internal Affairs SCORA, apa saja manfaat yang bisa didapatkan?

Manfaat yang pastinya didapatkan adalah skill atau kemampuan dalam organisasi karena tantangan yang ditemukan berbeda ketika menjadi member, LOSCO, dan NCORA. Semakin jauh berkecimpung di SCORA, maka semakin besar pula tanggung jawab dan tantangan yang perlu dipegang. Hal ini tentu akan mengasah skill berorganisasi kita seperti tanggung jawab, kreativitas, kerja sama, manajemen stres, manajemen waktu, dan lain-lain.

Saat aku menjadi VNI, aku berada pada fase transisi dari preklinik sampai akhirnya aku koas. Hal ini sungguh menjadi tantangan besar bagiku karena masa-masa klinik yang butuh adaptasi juga sangat menyita perhatian. Sedihnya, teman-teman NCORA lainnya mayoritas masih berada di fase preklinik. Di situasi itu, aku merasa bahwa aku harus bisa membagi waktu antara akademis, organisasi, self care, keluarga, dan lain-lain agar aku bisa menjalani hidup dengan lebih manusiawi.

Selain skill, networking tentu saja akan bertambah karena sudah terlibat hingga nasional. Networking yang didapatkan bisa mulai dari pertemanan dengan mahasiswa FK lainnya atau bahkan sampai berkesempatan untuk bertemu dengan pihak eksternal. Meskipun aku mengurusi internal, aku tetap diamanahkan untuk ikut serta kegiatan organisasi yang mengundang SCORA seperti di Kemenkes, Angsamerah, UNFPA, UNWOMEN, dan lainnya. Pada setiap kesempatan, aku pasti bertemu dengan tokoh-tokoh hebat seperti pemimpin organisasi atau dokter konsulen. Aku juga mendapatkan kesempatan lebih karena kegiatan-kegiatan tersebut lebih sering diadakan di domisiliku yaitu Depok atau Jakarta.

Terlepas dari skill dan networking, manfaat yang sangat berasa dan belum tentu didapatkan di organisasi lain adalah aku bisa memberikan impact yang lebih besar di bidang kesehatan seksual dan reproduksi. Karena menjadi bagian dalam NC team, aku dapat memperbaiki sistem yang ada menjadi lebih baik. Salah satunya mengenai Peer Education Superclass (PES) untuk upgrading PETRA lulusan NPEW. Selama ini, belum ada PES yang berhasil dijalankan oleh nasional. Jika tidak diadakan, maka tahun kepengurusan aku akan kosong sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejujurnya, banyak tantangan untuk mewujudkan PES. Salah satu tantangannya adalah pandemi Covid-19. Namun, aku dan tim merasa bahwa menjalankan PES akan memberikan manfaat yang besar sehingga kami berusaha semaksimal mungkin agar PES dapat dijalankan. Puji Tuhan, aku dan NCORA lainnya berhasil menjalankan PES pertama sepanjang sejarah SCORA. Tentu saja, hal ini dibantu pula oleh PETRA dan pihak eksternal lainnya.

Selain itu, perubahan lain yang dimiliki NCORAku adalah sistem quality control PETRA yang lebih baik, seluruh laporan dua bulanan LORA selalu diberikan feedback 100% oleh VNI, serta peningkatan pemberdayaan PETRA dengan melakukan open recruitment untuk seluruh PETRA sehingga semua PETRA memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Selain itu, project highlight SCORA CIMSA dapat dinikmati dengan konsisten di sosial media SCORA CIMSA. Project highlight ini sangat membantu mengapresiasi dan memperkenalkan kerja keras teman-teman di lokal kepada dunia.

Sejujurnya, masih banyak hal yang bisa diceritakan karena perubahan sekecil apapun itu bisa memberi arti. Pada intinya, jika kita menjadi bagian dari sistem dan memiliki wewenang, maka wewenang tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal agar memberikan dampak yang bermanfaat.

Keren sekali Kak karena SCORA CIMSA berhasil menjalankan PES untuk pertama kalinya! Selain itu, apakah terdapat pengalaman menarik lainnya ketika menjabat sebagai VNI SCORA?

Pengalaman menarik cukup banyak. Jujur, aku juga kangen menjabat sebagai VNI SCORA. Aku bisa dibilang secinta itu sama SCORA bahkan sampai aku dikatakan “pacaran” dengan SCORA. Salah satu hal berharga selama menjadi VNI adalah memiliki NCORA yang sangat luar biasa. Ada istilah, “Harta, Tahta, NCORA”. Benar-benar sesayang itu sama mereka padahal ketemu tatap muka bisa dihitung jari.

Selain itu, aku juga diberi kesempatan untuk kenal LORA-LORA di seluruh lokal yang punya karakteristik dan cerita yang menarik. Aku seneng banget kalau ada LORA yang terbuka dan mau diskusi tentang perkembangan lokalnya. Bahkan, beberapa kali LORA dan aku juga saling cerita masalah-masalah personal kita. Seru, deh!

Pengalaman sering bertemu dengan banyak orang-orang hebat ketika menjadi perwakilan untuk pertemuan maupun undangan di organisasi eksternal juga sangat menyenangkan. Di sini, aku merasa bahwa kesempatan memperluas networking sangat diberikan dengan bergabung di nasional.

Apakah Kakak memiliki pesan untuk members CIMSA UI saat ini?

Pesannya sesuai dengan tagline CIMSA, yaitu “Be Active With CIMSA”. Tagline ini sangat menggambarkan bahwa CIMSA memang memberikan banyak opportunities yang diinginkan tetapi hal tersebut harus kita sendiri yang mencari. Opportunities dari CIMSA merupakan salah satu wadah untuk mengasah self-development yang mungkin saja tidak bisa didapatkan jika kita hanya fokus ke akademis saja.

Namun, banyaknya opportunities yang diberikan oleh CIMSA ini mengharuskan kita mampu menentukan kompetensi yang ingin dikembangkan serta impian yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan batasan diri sendiri sehingga hasil kinerja yang diberikan juga maksimal. Tetap semangat!

[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]